
Ket. Foto : Warga Nelayan Bagan Siapiapi saat menemukan alat pukat Tenk
Rohil, Derap1News – Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), menyatakan sikap tegas agar beberapa oknum nelayan yang menggunakan Kapal Pukat Tenk atau Pukat Salome menghentikan kegiatan tersebut. Apa pun alasannya.
Pernyataan tersebut disampaikan agar tidak terjadi hal-hal diluar yang tidak di inginkan sesama nelayan. Hal yang menjadi dasar ialah menghindari konflik serta tindakan anarkis yang bisa terjadi kapan saja karena tersulut amarah dan suhu emosional yang tinggi.
“Saya tidak pernah mengizinkan atau lainya terkait beroperasinya kapal pukat tenk atau salome itu diperairan bagan siapi-api. Kita himbau, agar kapal pukat tersebut tidak beroperasi terkhusus perairan laut Rohil,” kata Ijon, ketua HNSI Rohil, kepada awak media ini, Ahad (29/12) via selulernya.
Pernyataan tegas Ketua HNSI tersebut setelah dirinya mendapat kabar akan ada aksi demo besar yang akan dilakukan para nelayan dari ibu kota bagan siapi-api bersama nelayan desa lainnya, serta dugaan keterlibatan salah satu saudara kandungnya.
“Saya terkejut dan juga marah kepada abang saya yang ikut terlibat pukat tenk itu. Sekali lagi, saya sangat melarang kapal pukat tenk beroperasi diperairan bagan siapi-api. Dan saya tidak ada dibagian pukat itu,” tegasnya.
Ketua HNSI mengakui diantara kertiga orang tersebut ada abang kandungnya bernama Hasan, dia tidak mengetahui sejak kapan abangnya ikut bersama grup Andi warga Jalan Utama, dan Jhonatan warga Pulau Halang, mengoperasionalkan kapal pukat tenk (salome).
Untuk kedua belah pihak, Ijon berharap satu sama lain untuk sama-sama menahan diri agar menghindari terjadinya konflik. Dan aktivitas Kapal Pukat Tenk distop dulu. Selain itu, dirinya juga mengatakan dimasa transisi kepemimpinan kepala daerah sangat rentan dan mudah terpantik walau sekecil apapun permasalahannya.
“Peraturan daerah lokal untuk mengatur kebijaksanaan nelayan memang belum ada. Solusi harus dicari agar tatanan nelayan yang sudah ada tidak rusak. Persoalan ini harus didudukan bersama anggota dewan melalui komisi yang membidangi bersama Pemkab Rohil. Agar ada aturan mengikat sebagai panduan bersama,” ujarnya.
Menanggapi adanya oknum dikantor Upt Perikanan Provinsi Riau, di Bagan Siapi-api yang diduga mengembalikan pukat tenk kepada pemiliknya, Ijon enggan berkomentar panjang, lantaran persoalan tersebut bukan ranah HNSI dan bukan kapasitasnya untuk menjawab.
“Saya dapet kabar pukat itu keluar, infonya terakhir para nelayan mengantarkan pukat tenk itu kekantor Upt Perikanan Riau untuk diamankan. Soal kenapa bisa keluar pukat itu, saya tidak tau. Saya lagi diluar daerah,” ucapnya.
Untuk diketahui bersama, saat pertama masuk dan mengemban amanah sebagai Ketua HNSI dimasa kepemimpinan Bupati Rohil, AFS, Dia dan rekan nelayan lainya sangat agresif dan aktip guna menjaga keutuhan perairan laut Rohil dan isinya.
Dan capaian awal masa memimpin HNSI Kabupaten Rohil, banyak kapal nelayan luar berbobot besar dan bahkan kapal nelayan bermuatan Ratusan Ton pernah ditagkap. Entah bagai mana kisah kapal tersebut dikembalikan kala itu kepada sipemilik yang kabarnya milik Bos di Belawan, Sumut.
Namun, perubahan demi perubahan semakin terlihat sambil berjalanya waktu, Ketua HNSI Rohil terkesan larut dalam pusaran arus kepemimpinan baru, bahkan secara perlahan satu persatu tim nelayan dan sahabat nelayan keluar dari tubuh organisasi nelayan tersebut.
Sumber : Gopesisir.com




Komentar