Dumai, Derap1News.com Sejumlah warga yang berdomisili di sekitar RT ( Rukun Tetangga ) 07 Keluraha Bukit Batrem I Kecamatan Dumai Timur mengaku resah dan merasa terganggu akibat bau Aroma limbah/ sisa hasil operasi pabrik tahu yang berada dan beroperasi di daerah tersebut.
Pabrik tahu milik Edi/ Munah dan Sutris yang berada di jalan Sejati Bukit Batrem I / Pendowo missal nya. Bahwa menurut warga sekitar kejadian seperti bau menyengat dan banyak lalat sudah berlangsung sekitar 5 tahun lebih.
” Kalau seperti kami orang tua mungkin sudah kebal. Karena sudah terbiasa. Bayangkan mencium aroma seperti ini selama lima tahun. ” Ujar seorang warga sekitar yang tidak mau di sebut nama nya, Minggu ( 08/07/2024 )
Seraya berkata. Kalau diri nya khawatir akan dampak limbah tersebut terhadap kesehatan anak anak di masa mendatang. “Ok lah sekarang tidak nampak pengaruh limbah busuk itu kepada anak anak. Tapi kedepan kan kita tidak tahu. Karena warga di sini belum pernah membawa sample limbah udara dan cair dari pabrik tahu ini ke laboratorium untuk di periksa. ” Ujar warga yang tidak di sebut nama nya itu mengakhiri perbincangan nya dengan kru wartawan
Pantauan kru wartawan media ini bersama salah seorang warga Bukit Batrem I Minggu ( 07/07/2024 ) kemarin di sekitar lokasi. Khusus nya pada aliran parit yang terkena limbah usaha pabrik tahu milik Edi dan Sutris
Dimana di duga akibat dari limbah usaha tahu milik Edi dan Sutris tanah milik warga bernama Anggi terlihat gersang dan tandus.
Sehingga atas kejadian ini. Warga bernama Anggi ( 23 ) berharap pihak pemerintah setempat seperti Lurah, Camat dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai dapat memberikan solusi bagi masyarakat. Khusus nya masyarakat yang terkena dampak limbah cair dan udara dari sisa produksi pabrik tahu milik warga bernama Edi, Sutris dan yang lainnya.
Sementara Edi ( pemilik ) pabrik tahu di Jalan Sejati Bukit Batrem I saat di datangi, hendak konfirmasi terkait kebenaran keluhan warga di nyatakan anak nya tidak di tempat.
” Bapak sama Ibu sedang di luar. Kalau sekiranya mau menghubungi Ibu ku ini nomor WhatsApp nya. ” Ujar seorang anak laki lagi di lokasi pabrik tahu milik Edi, seraya menyebut nomor WA milik orang tua nya.
Sementara Munah istri dari sang pemilik pabrik tahu bernama Edi saat di konfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp dengan nomor 0812 7049 xxxx terkait izin usaha dan limbah usaha milik suami nya. Pemilik nomor yang di konfirmasi tidak menjawab / memberikan penjelasan.
Demikian hal nya dengan Lurah Bukit Batrem. Saat di temui hendak konfirmasi dan di minta tanggapan terkait keberadaan pabrik tahu di wilayah kerja Kekurahan Bukit Batrem. Lurah Bukit Batrem kata salah seorang pegawai di Kelurahan itu sedang di luar kantor. ” Lurah nya tidak ada di tempat. ” Ujar seorang pegawai di kantor itu. ( Tim )