Menghidupkan Sejarah dan Budaya: Peran Museum Gubug Wayang di Tengah Generasi Muda

Mojokerto, derap1news – Museum Gubug Wayang Mojokerto, Jawa Timur, terus berupaya mendekatkan masyarakat, khususnya generasi muda, pada sejarah dan budaya Indonesia. Dalam kegiatan “Visit Culture” pada Selasa, 17 Desember 2024, museum ini menerima kunjungan 30 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) dan mahasiswa asing dari Jepang, Austria, Uzbekistan, Timor Leste, dan Korea Selatan. Selain itu, sebanyak 95 siswa dari SMPN Tulungagung dan SMP Walisongo Gempol, Pasuruan juga turut hadir dalam tiga sesi kunjungan.

Kombes Pol Tri Suhartanto, Penasehat Museum Gubug Wayang sekaligus Anggota Polri, menyatakan pentingnya museum sebagai wadah pelestarian nilai-nilai sejarah bangsa. “Melalui museum, kita bisa belajar tentang identitas dan martabat bangsa. Jika tidak tahu sejarah, kita sulit bermimpi tentang masa depan,” ujar Tri Suhartanto saat dikonfirmasi, Rabu, 18/12/2024.

Baca Juga  Kehidupan Masyarakat Adat di NTT: Kekayaan Budaya yang Mengagumkan

Sejak berdiri pada 15 Agustus 2015, Museum Gubug Wayang telah dikunjungi lebih dari 65.000 orang. Namun, menurut Kombes Pol Tri, angka kunjungan tahunan sekitar 7.500 orang masih tergolong rendah. Oleh karena itu, melalui kegiatan seperti “Visit Culture,” ia berharap museum ini bisa lebih dikenal oleh masyarakat, terutama di Mojokerto, Malang, dan Batu, Jawa Timur. Museum Gubug Wayang juga memiliki rekam jejak membanggakan dalam pelestarian seni budaya.

Museum ini pernah menyelenggarakan Festival Wayang ASEAN, Festival Panji Nusantara, serta mengirimkan Duta Budaya ke India dan Thailand. “Kami ingin seni budaya Nusantara tetap eksis, berkreasi, dan berinovasi,” tambah Tri Suhartanto.

Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa dan pelajar diajak memahami keberagaman sejarah melalui koleksi artefak yang ada. Namun, keterbatasan fasilitas menjadi tantangan tersendiri. Gedung museum saat ini belum dilengkapi tempat parkir memadai, dan artefak-artefak Majapahit masih banyak yang tersimpan di gudang. “Kami ingin Mojokerto menjadi pusat kebudayaan Majapahit. Artefak-artefak ini seharusnya dapat ditampilkan untuk mendukung edukasi budaya,” ujar Tri.

Baca Juga  Mahasiswa Internasional Pelajari Sejarah di Museum Ganesya Malang

Ia juga berharap Museum Gubug Wayang dapat menjadi agenda rutin tahunan yang lebih besar, sehingga semakin banyak generasi muda yang mencintai dan melestarikan budaya bangsa. Sebagai wujud apresiasi, museum ini juga membagikan kalender 2025 dan gantungan kunci kepada para pengunjung. “Salam budaya menyatukan bangsa,” tutup Kombes Pol Tri Suhartanto.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *