Rokan Hilir, derap1news – Sebuah video yang memperlihatkan pernyataan Ketua Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kabupaten Rokan Hilir, Eduard Manihuruk, saat berkampanye mendukung Calon Bupati petahana Afrizal Sintong, menuai reaksi keras dari berbagai pihak. Salah satu tokoh Batak di Rokan Hilir, St. Jonson Nababan, bersama Pemuda Milenial Batak, secara tegas menyayangkan pernyataan yang dinilai provokatif tersebut.
“Kami sebagai masyarakat Batak di Rokan Hilir merasa sangat kecewa dan tersinggung dengan pernyataan Eduard,” ujar Jonson dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/10/2024).
Dalam video yang beredar, Eduard menyampaikan bahwa hanya kubu nomor 1 yang mampu menjaga semangat toleransi di Rokan Hilir. Ia juga menambahkan, “Kalau kubu sebelah yang menang, kita akan hancur.” Pernyataan tersebut disampaikan dengan didampingi Sekretaris PBB Rohil, Maju Siahaan, dan langsung memicu kontroversi.
Jonson menilai, pernyataan tersebut bersifat tendensius karena mengarah kepada pasangan calon (paslon) Bupati nomor urut 2, mengingat hanya ada dua pasangan yang maju dalam Pilkada Rohil 2024. Jonson menyebut pernyataan itu sangat mengkhawatirkan karena dianggap mengadu domba masyarakat Batak dengan calon nomor 2.
“Hal ini sangat tidak bijak dan mencederai semangat persatuan. Calon nomor urut 2, Bapak Haji Bistamam, adalah tokoh yang nasionalis, toleran, dan dihormati. Begitu juga dengan Jhony Charles, calon wakil bupati, yang memiliki integritas dan komitmen tinggi terhadap kebersamaan antar suku,” jelas Jonson.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat Batak dan Melayu di Rokan Hilir sudah lama hidup berdampingan secara damai. Jonson mengingatkan agar masyarakat Batak tidak terprovokasi oleh pernyataan Eduard yang dinilainya tidak mencerminkan semangat toleransi.
“Sejak saya tiba di Rokan Hilir tahun 1986, masyarakat Batak dan Melayu selalu hidup harmonis. Pernyataan Eduard hanya akan merusak persaudaraan yang sudah terjalin lama,” tegasnya.
Jonson juga berpesan kepada pihak terkait seperti KPU, Bawaslu, dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas pihak-pihak yang menyebarkan ujaran kebencian atau memecah belah masyarakat selama proses Pilkada.
Hingga berita ini diterbitkan, Ketua PBB Rohil, Eduard Manihuruk, belum memberikan tanggapan terkait kontroversi pernyataannya.