
Oleh: Edi Chan Redaktur: derap1news
derap1news – Hutan bukan sekadar aset alam, melainkan fondasi kehidupan yang menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan manusia. Ia mengatur tata air, menahan erosi, menjaga kesuburan tanah, serta menjadi benteng alami dari berbagai bencana. Namun hari ini, fungsi luhur hutan kian tergerus oleh perilaku yang menempatkan keuntungan jangka pendek di atas kepentingan jangka panjang.

Perusakan hutan, baik yang terjadi secara terang-terangan maupun terselubung, telah menimbulkan dampak yang tidak bisa lagi dianggap sebagai peringatan semata. Banjir, tanah longsor, kekeringan, dan menurunnya kualitas lingkungan hidup kini menjadi ancaman nyata bagi masyarakat. Ironisnya, bencana tersebut kerap menimpa warga yang sama sekali tidak menikmati hasil dari eksploitasi hutan itu sendiri.

Lebih memprihatinkan lagi, lemahnya pengawasan membuka celah bagi praktik-praktik yang merugikan negara dan lingkungan. Ketika izin mudah diterbitkan tanpa kajian mendalam, atau ketika pelanggaran dibiarkan tanpa sanksi tegas, maka yang terjadi adalah pembiaran terhadap kehancuran ekologis. Dalam konteks ini, instansi terkait memegang tanggung jawab moral dan hukum yang tidak ringan.

Pengawasan perlindungan hutan seharusnya dilakukan secara konsisten, tegas, dan transparan. Penegakan hukum tidak boleh berhenti pada pelaku lapangan semata, tetapi juga menyentuh pihak-pihak yang memiliki kepentingan lebih besar di baliknya. Ketegasan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan untuk memastikan bahwa hukum benar-benar menjadi pelindung alam dan masyarakat.

Sudah saatnya disadari bahwa hutan yang rusak tidak bisa diganti dengan uang. Keuntungan sesaat dari hasil penebangan atau alih fungsi lahan tidak akan pernah sebanding dengan kerugian jangka panjang yang harus ditanggung generasi mendatang. Demi sedikit keuntungan hari ini, masa depan yang seharusnya hijau dan aman justru dikorbankan.

Menjaga hutan adalah bentuk tanggung jawab terhadap kehidupan itu sendiri. Negara, melalui aparat dan lembaga berwenang, dituntut untuk berdiri di garis terdepan dalam perlindungan hutan. Ketegasan yang berlandaskan integritas adalah harapan terakhir agar alam tidak terus menjadi korban.
Jika hutan terus diabaikan, bencana bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan keniscayaan. Namun jika hutan dijaga dengan sungguh-sungguh, maka masa depan yang lestari masih dapat diselamatkan.(chan)




Komentar